Selembar Senja Terakhir
Selembar cerita yang dipintal dengan hati
jejak yang berjarak bergerak lalu retak
basah bergelumuran embun tangis di hari-hari setia
menjadi kabar menjalar di tujuh langit
dan akhirnya menjadi selembar cerita
dalam sehelai kertas bertinta
cerita tentang jiwa yang terbelah
saat belahan yang satu
berada di radius belahan yang lain
bagian satu terpisah dengan bagian yang lain
bukan hanya jarak
namun juga kata
kisah ini berawal dari hati pujangga terlara
air mata yang selalu menitis menjadi mutiara
karena kepedihan jiwa terbelah setengah
sementara setengah yang lain
terlempar dalam tujuh samudera
terlempar dalam tujuh benua
terlempar di tujuh lapisan langit
jalan pujangga kian sepi, hari menepi
dalam temaram angin membisikkan kata hati
kasih yang jauh begitu ingin ditemui
kesepian pujangga terlara pun membelenggu diri
menggoreskan di sebatang puisi
mendesir daun yang bernyanyi
gemulai berbuai jatuh dibelai angin malam
halus menyentuh menyerak di kaki
membawa memanggul beban kerinduan
pujangga terlara tawar menawar di atas bintang
sayap yang ia pikirkan ia kembangkan dengan api cinta
dengan cinta yang bagaimana harus melarutkan diri
dimana ada dan tiada
Sebab aku mungkin ada
sebab aku mungkin tiada
sepotong puisi yang tak henti mencinta
hingga di penghujung di perbatasan kegelapan
pada cinta, pujangga melepaskan menuliskan
“wahai cinta tanggalkan kerinduan di jantungku
biarkan aku langgeng dalam kesendirian”
cinta, ya cintaku cinta
mengapa engkau tinggalkan
lengang sepi rasanya beranda jiwa
lapang meruang penuh kekosongan
buka lemari buku engkau berkata
di tempat tidur engkau berbaring
di dalam taman engkau duduk
pergi ke dapur ku lihat engkau sibuk.
segala terlihat segala mengingat
segala terpegang segala mengenang
segala bayang jadi terbayang
semua barang rasa mengingat
sebanyak itu tapi melenyap
pilu sedih menyayat di kalbu
kesedihannya hingga akhir waktu
pujangga terlara terkubur di dekap rindu
diatas pusara kamboja merah jambu..
By : Senja Kamboja
https://www.facebook.com/senja.kamboja
Author: 6:25 PM
-
Tidak ada komentar