datar bibir selurus cakrawala mengurai
selembar lebih segaris ikhlas pada jajaran syair
berliku simpul dusta pada rona di laluan rasa
terkulum sahaja,melengkapi bahasa raga
memainkan cerita peliknya mata
menatap silau dalam rumitnya telinga
menyaring lengking
berkata merah setelah berandai putih
paras menggandakan warna rupa di tepian hari
menyusun lirik lirik suara nurani
datang bukan sebagai sajak yang merindu penyair
bukan pula sebagai deru ombak
yang menanti sebongkah bukit karang
namun datang pada orang yang berkata
“aku merindukan sebentuk kebebasan
dari sebuah sudut hidup yang besar
merindukan gemuruh hujan keadilan
menyambutnya dengan kaki-kaki yang telanjang "
selembar lebih segaris ikhlas pada jajaran syair
berliku simpul dusta pada rona di laluan rasa
terkulum sahaja,melengkapi bahasa raga
memainkan cerita peliknya mata
menatap silau dalam rumitnya telinga
menyaring lengking
berkata merah setelah berandai putih
paras menggandakan warna rupa di tepian hari
menyusun lirik lirik suara nurani
datang bukan sebagai sajak yang merindu penyair
bukan pula sebagai deru ombak
yang menanti sebongkah bukit karang
namun datang pada orang yang berkata
“aku merindukan sebentuk kebebasan
dari sebuah sudut hidup yang besar
merindukan gemuruh hujan keadilan
menyambutnya dengan kaki-kaki yang telanjang "
Author: 9:50 PM
-
Tidak ada komentar