Tentang patimber

×

Seni Menulis Kreatif dan Jenius


Seni Menulis Kreatif dan Jenius 
Oleh: dr. Dito Anurogo 

Sejarah menulis kreatif (creative writing) dimulai oleh Aristoteles (384–322 SM) di Athena. 
Salah satu karyanya, Poetics, merupakan bentuk “latihan kreatif” yang diterima oleh banyak orang dan 
digunakan selama bertahun-tahun. 
  Karya-karya Aristoteles lainnya juga sarat akan nilai-nilai moral. Mungkin inilah yang terus 
diwariskan dan menginspirasi banyak penulis hingga kini. Salah satunya adalah karya Carol Bly, 
Beyond the Writers’Workshop (2001), yang memuat “Kode Etik” untuk para penulis creative writing. 
Di era modern, metode  creative writing  dimulai pada tahun 1940 dengan berdirinya Iowa Writer’s 
Workshop, meskipun telah ada para perintis sebelum itu, salah satunya: „47 Workshop’ milik George 
Baker di Harvard, yang eksis dari tahun 1906 hingga 1925. 
  Saat itu metode pengajaran creative writing umumnya dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: 
pengajaran dramatik kuno dan latihan retorika (seni memberdayakan bahasa,  kata, dan makna) ala 
Renaissance  terutama dalam karangan.  Sebenarnya sama seperti halnya berbicara, berpidato, juga 
seperti bahasa-bahasa dunia, semua bentuk kegiatan menulis itu termasuk kreatif. Terkadang kegiatan 
menulis dan tulisan itu sendiri dapat bersifat imajinatif (khayalan), eksplanatif (penjelasan), deskriptif 
(pemaparan), persuasif (bujukan), provokatif (kritikan tajam hingga  hasutan), intuitif (berdasarkan 
ilham, intuisi), inspiratif (pencerahan), namun terkadang dapat merupakan  gabungan diantara semua 
unsur ini, bahkan ada tulisan yang semata bersifat rekreatif (sekadar hobi), atau sekadar menulis tanpa 
tujuan. 
  Apapun motif atau tujuannya, keterampilan menulis secara kreatif dapat diajarkan, dipelajari, 
dilatih, dan dikembangkan. Tidak ada seorang manusia yang dilahirkan dengan bakat atau genetika 
sebagai penulis besar dunia. Dengan kata lain, penulis itu diciptakan dan bukan dilahirkan. 

Proses Kreatif 
Berbicara tentang proses kreatif, maka kita tentunya akan langsung menuju latar belakang suatu 
karya itu dibuat, mulai dari memperoleh ide hingga terbit, dan syukur bila menjadi best seller. Dalam 
perjalanan karir seorang penulis, proses inilah sesungguhnya yang menempa dan mendewasakannya. 
Sebagaimana seorang pelaut, maka hanya samudera yang bergemuruh yang akan menjadikan seorang 
pelaut itu tangguh. Bukan lautan yang tenang, namun lautan yang dipenuhi karang yang akan 
menjadikan seorang pelaut sukses gemilang! 
  H. Fuad Nashori pernah meneliti tentang “Proses Kreatif Penulis Muslim Indonesia: Perspektif 
Psikologi Islami” dengan metode kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, dengan tipe 
wawancara baku terbuka yang dilakukan secara terstruktur. Penelitian ini pernah dimuat di Jurnal 
Pemikiran dan Penelitian Psikologi  Psikologika  tahun 2004.  Dari 10 penulis, yaitu: Prof. Dr. 
Djamaluddin Ancok, Prof. Dr. Achmad Mubarok, Dr. Abdul Mujib, Achmad Munif, Cahyadi 
Takariawan, Ssi, Apt., M Fauzil Adhim, S.Psi., Drs. Yusdani, MSi., Helvy Tiana Rosa, Drs. 
Muhammad, MAg., Iip Wijayanto maka diperoleh 19 kiat sukses, yaitu: membaca buku/majalah, 
mendapat ide karena ada pertanyaan dari orang lain, berdiskusi dengan teman sejawat, berdiskusi 
dengan keluarga, bertemu dan berdiskusi dengan orang yang lebih ahli, bertemu dan berdiskusi dengan 
orang yang berseberangan pendapat, terlibat langsung di dalam aktivitas tertentu, peka terhadap 
kejadian di depan mata, sengaja datang ke pusat kegiatan manusia sebagai pengamat, melakukan 
aktivitas yang menyenangkan bersama keluarga, melakukan aktivitas lain (selingan ringan) di luar bidang kepenulisan, mencari suasana (tempat) baru, percaya bahwa ide berasal dari Allah SWT, shalat 
Tahajud atau Hajat, berdoa, berpuasa, berpikir positif, ikhlas dan menjaga diri dari perusak keikhlasan, 
sopan-santun terhadap orang lain.  

Genious Writing 
Konsep  “menulis jenius” (genious writing)  ini  penulis formulasikan sebagai  salah satu kiat 
kepenulisan dengan gaya bebas, namun sebaiknya tetap memperhatikan selera pasar dan pembaca yang 
hendak dibidik. Sederhana saja,  intinya kita boleh menulis bidang apapun, asalkan saja kita 
mengetahui teori atau memiliki pengetahuan serta pengalaman di bidang tersebut. 
  Salah satu penulis besar Indonesia yang terkenal menganut konsep ini adalah Ir. Sukarno. 
Beliau  sukses menulis banyak buku yang didukung berbagai teori dari multidisiplin  ilmu, meskipun 
seorang  arsitek. Karya-karyanya antara lain: delapan naskah Tonil (berjudul: Rahasia Kelimutu, 
Rendo, Jula Gubi, KutKutbi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dinamit, dan Dr Setan), Indonesia 
Menggugat!  (188 halaman), Ilmu dan Perjuangan (126 halaman), Membangun Dunia yang Baru (94 
halaman),  Sarinah: Kewajiban Wanita dalam Perdjoangan Republik Indonesia (329 halaman), Di 
Bawah Bendera  Revolusi (Jilid pertama setebal 631 halaman, jilid kedua setebal 600 halaman). 
Sengaja  penulis  cantumkan  jumlah halaman agar pembaca dapat membayangkan dan merenungkan, 
betapa keterbatasan teknologi bukanlah alasan untuk tidak berkarya. Bayangkanlah di masa itu belum 
ada internet, belum ada komputer, bahkan listrik dan televisi  saja masih jarang, namun Bung Karno 
tetap dapat menulis dan mewariskan karya-karyanya yang “abadi” hingga kini. 
  Di samping itu, masyarakat belum banyak mengetahui bahwa Bung Karno  juga menerima 26 
penghargaan Doctor Honoris Causa mulai tanggal 30 Januari 1951 hingga 3 Agustus 1965 di berbagai 
bidang, mulai dari ilmu hukum, teknik, politik, mesin (engineering), filsafat, sosial politik, ilmu 
pengetahuan kemasyarakatan, politik dan hubungan Internasional, ilmu Ushuluddin jurusan dakwah, 
sejarah, falsafah ilmu Tauhid. Pemberi anugerah ini dari dalam dan luar negeri, meliputi: UGM, ITB, 
UI,  Universitas Hasanuddin, IAIN Jakarta, Universitas Pajajaran Bandung, Universitas 
Muhammadiyah Jakarta, Far Eastern University Manila Filipina, Columbia University USA, Michigan 
University USA, McGill University Montreal Kanada, Berlin University  Jerman Barat, Lomonosov 
University  Moskow  Uni Sovyet, Beograd  University  Yugoslavia, Karlova  University  Praha 
Cekoslowakia, Istanbul  University  Turki, Warsaw  University  Polandia, Brazil  University  Brazilia, 
Bucharest  University  Rumania, Budapest  University  Hungaria, Al-Azhar  University Mesir, La-Paz 
University  Bolivia, Royal Khmere  University  Kamboja,  University of the Philippines  Filipina, dan 
Universitas Pyongyang Korea Utara. Sebagai  generasi muda, sudah seharusnyalah kita meneladani 
beliau, terutama di dalam berkarya membangun bangsa dan negeri ini, salah satunya melalui tulisan. 

Rahasia Jenius 
Berdasarkan konsep genious writing di atas, maka berikut ini rahasia untuk menjadi jenius ala 
Leonardo da Vinci, menurut Michael Gelb (2000):  curiosità  (rasa ingin tahu akan kehidupan  dan 
belajar tanpa henti),  dimostrazione  (komitmen untuk riset dan selalu belajar dari kesalahan), 
sensazione (penajaman pancaindera secara terus menerus untuk menghidupkan pengalaman), sfumato 
(kesediaan untuk menerima, merangkul, dan memahami ambiguitas, paradox, dan ketidakpastian), 
artescienza (menyeimbangkan antara ilmu dan seni, logika dan imajinasi, berpikir secara holistic atau 
menyeluruh),  corporalita  (tetap menjaga kesehatan dan kebugaran  jiwa dan raga),  connessione 
(mengakui, menghargai, memelajari keterkaitan semua hal dan fenomena semesta).  Konsep ini dapat  diterapkan oleh seorang penulis sebelum, saat, dan setelah ia menulis. 
Tentunya juga diperlukan doa serta  dukungan dari sahabat dan lingkungan sekitar.  Sebagai latihan 
setiap hari, buatlah peta pikiran (mind map) dari kehidupanmu berdasarkan  perspektif atau tujuh 
prinsip yang dirumuskan dalam pertanyaan berikut ini:  1. Apakah Anda selalu menanyakan 
kebenaran? 2. Bagaimana cara Anda meningkatkan kemampuan untuk belajardari kesalahan dan 
pengalaman? 3. Bagaimana Anda mengembangkan kebebasan di dalam berpikir? 4. Bagaimana kiat 
Anda mempertajam intuisi dan kepekaan setiap harinya? 5. Bagaimana cara Anda memperkuat 
kemampuan di dalam kreativitas, untuk merangkum semua paradoks kehidupan? 6. Bagaimana Anda 
dapat mengharmoniskan antara seni dan pengetahuan di dalam kehidupan  sehari-hari? 7. Bagaimana 
strategi Anda untuk mengembangkan keseimbangan antara jiwa, raga, dan rasa? 8. Bagaimana cara 
Anda menyatukan semua cara atau strategi Anda di atas? 9. Bagaimana kesemuanya itu saling 
bersinergi? 
Selain tujuh rahasia  dan Sembilan pertanyaan  di atas, seorang penulis jenius sebaiknya 
memiliki sasaran atau target yang SMART (cerdas). Ya benar, SMART adalah akronim dari: Spesific 
(khusus),  Measurable  (terukur),  Accountability  (bertanggung-jawab),  Realistic and Relevant  (dapat 
dicapai dan sesuai dengan agama, nilai, dan budaya masyarakat), Timeline (terjadwal). 
  Penulis  hanya menambahkan bahwa untuk menjadi penulis jenius, seharusnyalah kita dapat 
melihat mutiara tersembunyi yang ada di balik fenomena, hikmah di balik setiap peristiwa, segi putih 
dari sisi yang hitam. Tentunya keterampilan ini memerlukan kejelian dan kepekaan yang harus selalu 
diasah dan dipertajam setiap harinya. 

Diet Penulis 
Seni menulis kreatif dan jenius tentunya tak dapat dipisahkan dari diet penulis. Disini 
disarankan diet “4 sehat 5 sempurna”  ala penulis, yaitu:  Pertama: buku.  Penulis wajib hukumnya 
membaca, merenungi, dan menelaah buku apapun. Tidak harus buku  yang sesuai dengan bidang 
keilmuannya. Maksudnya, seorang mahasiswa hukum boleh saja membaca buku politik, dokter boleh 
saja membaca novel dan puisi.  
Kedua: berolahraga, berolahrasa, berolahjiwa, beristirahat.  Luangkanlah  waktu barang 20 
menit setiap harinya untuk berolahraga, sekadar berjalan-jalan,  10 menit setiap harinya untuk 
mendengarkan musik, membaca buku humor, dan satu hari  dalam seminggu untuk melihat 
pemandangan alam, seperti: laut, gunung, dsb. Membaca kitab suci, beribadah, bermeditasi juga bisa 
menjadi salah satu alternatif untuk memperkaya batin kita,  sehingga karya kita nantinya juga bisa 
bernyawa atau memiliki ruh. Hal lainnya agar karya kita dapat “abadi” adalah dengan cara menjadi 
buta, bisu, dan tuli,  terutama dari semua hal yang dilarang oleh agama dan norma budaya. Berhenti 
menggosip, menggunjing, menghindari pembicaraan yang sia-sia, dan tidak mendengarkan obrolan 
percuma. Bila lelah atau penat di depan komputer atau laptop, penulis hendaklah beristirahat,  jangan 
memaksakan diri untuk menulis, karena hasilnya nanti tidaklah maksimal, kecuali bila memang sudah 
dikejar deadline. 
Ketiga:  bersahabat, berorganisasi, bermasyarakat.  Langkah ini juga amat penting dan perlu 
untuk sharing, mempertajam intuisi dan kepekaan kita. Bila tidak sempat bertemu, maka ucapkanlah 
salam atau sapaan melalui jejaring  dan media sosial seperti:  handphone, email,  facebook,  twitter, 
BBM, Yahoo Messenger, dsb. Keempat:  berdiet.  Diet di sini terutama ditekankan saat kita berfokus menulis atau 
menyelesaikan karya kita. Saat menulis, sebaiknya kita berhenti sejenak di dalam bermain facebook, 
twitter, atau menerima sms. Istilah populernya adalah “puasa Facebook”, puasa “Blackberry”. Bahkan, 
kalau perlu kita harus berjuang untuk tidak mendengarkan berita perkosaan, perampokan dari  televisi 
atau radio, kecuali kita memang sedang menulis novel, reportase, atau laporan tentang kejadian  itu. 
Diet makanan yang bergizi tinggi, kaya nutrisi seperti omega-3, serat, rendah lemak, tinggi kalori dan 
protein juga memegang peranan penting untuk menjaga stamina tubuh saat kita menulis. 
Kelima: beriman dan bertakwa. Point  ini merupakan  “5 sempurnanya”  diet penulis. Disebut 
terakhir bukannya tidak penting,  melainkan justru menjadi pondasi atau dasar seorang penulis. 
Bukankah Allah merupakan faktor  penentu berhasil tidaknya kita di dalam berkarya atau menulis? 
Idealnya penulis menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utamanya di dalam berkarya.  

TENTANG PENULIS 
Dokter Dito Anurogo, Dito Anurogo, dokter penghobi filateli-numismatik, fotografi, 
pe(n)cinta alam, pernah aktif di FLP (Forum Lingkar Pena) Semarang, Member of 
IFMSA (International Federation of Medical Students' Associations), konsultan 
kesehatan di NetSains.net dan detik.com. Mendapatkan sertifikasi CME dari berbagai 
universitas ternama, seperti: THE JOHNS HOPKINS UNIVERSITY SCHOOL OF 
MEDICINE, HARVARD Medical School, Oxford University. Pernah berkarya di RS 
Keluarga Sehat Pati. Pernah mengisi ceramah ilmiah dan diskusi interaktif di Universitas PGRI 
Palangka Raya  Kalimantan Tengah dan Akademi Berbagi Semarang. Ia aktif berorganisasi di 
ACIKITA, pernah mengharumkan nama Indonesia di forum Internasional AICST 2011 dengan 
mahakarya “Biomarker Stroke”. Delegasi Indonesia untuk  INTERNATIONAL TRAINING 
EXCHANGE PROGRAM di Hungaria, delegasi Indonesia riset di University Degli Studi di Turino, 
Italia. Pernah jadi pembicara di forum Second International Graduate Student Conference on Indonesia 
2010 pada 3-4 November 2010 di UGM. Pernah menjadi juara II HOKI Online Literary Awards 2008 
(HOLY 2008). Hobinya membaca, menulis, berdiskusi, dan riset telah membawanya sebagai presenter, 
moderator, dan pembicara di berbagai forum bergengsi nasional dan Internasional. Pernah menjadi 
Nominator Lomba Penulisan Esai Ilmiah Populer Harun Yahya International Award 2003, Delegasi 
SMU Negeri 1 Semarang dalam Olimpiade Matematika tingkat Internasional, Delegasi SMP Negeri 3 
Semarang untuk Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat Nasional, Siswa Teladan SD Tingkat 
Kotamadia Semarang. Telah menulis 10 buku yang dipublikasikan di dalam maupun luar negeri, 
daintaranya: buku "45 Penyakit Aneh dan Khusus, Cara Jitu Mengatasi Impotensi dan Cara Jitu 
Mengatasi Impotensi Nyeri Haid" Penerbit ANDI Yogyakarta. Selain itu, tulisannya menghiasi rubrik 
Kesehatan Suara Merdeka, Kalteng Pos, Majalah Dokter Kita, Majalah Kasih, Psikologi Plus, Cermin 
Dunia Kedokteran hingga kini. Dokter multitasking dan multitalenta ini tinggal di JL. Cinde Barat No. 
4 Semarang 50256 Jawa Tengah, dapat dihubungi via email: ditoanurogo@gmail.com dan Facebook: 
Dito Anurogo. 
  





Author: - 10:34 PM

Tidak ada komentar